Seputar Bedong dan Gurita Bayi

April 7, 2008 pukul 4:22 am | Ditulis dalam Orang Tua dan Buah Hati | 15 Komentar
Tag:

Dua dari sekian banyak kebiasaan masyarakat pada setiap bayi baru lahir adalah pemakaian bedong dan gurita. Sebenarnya bagaimanakah kebiasaan membedong dan memakaikan gurita pada bayi itu ? Apa pengaruhnya?

BEDONG

Kebiasaan membedong bayi memang lebih umum dipraktekkan oleh masyarakat Asia. Tapi sebenarnya, masyarakat di belahan bumi bagian barat sana pun (baca: negara maju) bukannya sama sekali tak mengenal praktek membedong (swaddling) ini. Cukup banyak orangtua baru saat ini yang dibuat bingung dengan pro-kontra yang timbul dari ’tradisi’ bedong membedong ini.
Apa sih manfaat sebenarnya? Dan apa kerugiannya jika bayi tidak dibedong?

Pengaruh BEDONG antara lain:

1. Membuat bayi merasa aman dan nyaman.

Swaddling atau membedong membuat bayi seperti selalu dipeluk. Ini mengingatkannya pada suasana dalam rahim ibu. Ia akan merasa nyaman dan aman. Itulah alasan rasional dibalik kebiasaan membedong. Tujuan membedong sama sekali bukan untuk ’meluruskan’ kaki bayi. Semua bayi baru lahir, kakinya memang tampak sedikit bengkok atau menekuk ke dalam. Tapi itu normal. Kondisi tersebut dikarenakan selama kurang lebih 40 minggu di dalam rahim ibu yang ruangnya memang terbatas, ia selalu dalam posisi meringkuk. Dalam beberapa bulan setelah lahir, dan tanpa dibedong pun, kedua kaki bayi akan ’lurus’ dengan sendirinya dan berbentuk normal.

Dalam kelelapan tidurnya (deep sleep/non-dream sleep), bayi sesekali bergerak seperti orang terkejut. Gerakan ini, yang disebut sebagai hynogogic startles, adalah normal. Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa pun kadangkala mengalaminya. Hanya saja pada bayi baru lahir, refleks kejut ini lebih sering terjadi sehingga mengganggu kelelapan tidurnya. Refleks ini akan berkurang seiiring dengan pertambahan usia bayi, dan biasanya pada saat bayi berumur 1 atau 2 bulan, akan menghilang. Ada bayi yang dapat langsung tertidur kembali, tapi tak sedikit pula yang kesulitan dan lalu menjadi rewel. Membedong dapat membantu bayi untuk mengatasi refleks kejut ini dan membuatnya segera tidur kembali karena ia merasa seperti dipeluk

2. manfaat kepraktisan kepada orangtua, seperti memudahkan untuk menyusui dan menggendong.

Beberapa ibu ada yang merasakan kemudahan untuk menyusui bila bayinya dibedong. Bagi ibu maupun sang bayi, saat-saat pertama kali menyusui adalah masa yang penuh perjuangan. Ibu belajar untuk mencari posisi dan teknik menyusui yang benar. Si kecil juga berjuang mencari cara menyusu yang pas untuknya. Seringkali ia bergerak-gerak tak sabar, yang justru membuat ibu semakin sulit untuk menempatkannya dalam posisi yang benar dan nyaman. Dengan membedong, bayi akan relatif lebih anteng dan membuat proses belajar menyusui ini lebih lancar. Bayi baru lahir juga seringkali mengalami kolik, salah satu hal yang membuat orangtua baru kebingungan karena bayi yang tengah kolik akan gelisah dan menangis tak henti-hentinya. Swaddling atau membedong dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menenangkan si kecil yang sedang kolik.

3. Dalam salah satu jurnal pediatrics AAP membedong bayi berpengaruh/berhubungan dengan : Sleep and Arousal, Temperature Control, Motor Development, Sudden Infant Death Syndrome, Respiratory Infections, Rickets and DDH (developmental dysplasia of the hip), Pain Control, Crying Behavior, Breastfeeding and Postnatal Weight.
(baca sendiri ya…klik di tulisan hijaunya)

Bagaimana membedong bayi
Teknik membedong bayi sangatlah variatif, tergantung dari tujuan dan tradisi masing-masing. Namun hendaknya dalam membedong bayi memperhatikan hal2 antara lain:

0. selalu meletakkan bayi terlentang (sleep on baby back)

1. jangan membedong bayi dengan ketat .Bedong bayi dengan longgar saja. Tak masalah jika begitu terbangun si kecil ’memorak-porandakan’ bedongnya itu.

2. Tidak membedong denan kain berlapis (apalagi ketat) yang membuat bayi kepanasan (overheated) dan dapat meningkatkan resiko pneumonia serta infeksi saluran pernafasan akut lainnya akibat paru-paru bayi tidak dapat mengembang sempurna ketika ia bernafas.

3. Gunakan kain bedong yang tipis tapi cukup hangat, seperti kain flanel, dan cukup gunakan satu lembar kain saja. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, jangan lupa untuk sering-sering mengganti kain bedongnya

4. Kenakan pakaian dari bahan yang tipis saja pada si kecil karena bila Anda memakaikan baju yang tebal atau berlapis-lapis dan kemudian membedongnya pula, bayi Anda bisa overheated.

5. Jangan pula membedong sampai menutupi kepala bayi, ataupun mulai membedong di atas bahu, karena dikhawatirkan dapat menutupi hidung bayi.

6. sebaiknya jangan membedongnya ketika ia sedang bangun agar tak menghambat perkembangan motoriknya.

Salah satu gambaran dari cara membedong bayi:

Fold top down and place baby in the center using square or rectangle swaddle – demonstration uses rectangle

Fold top from center (not corner) over
shoulder and tuck under arm
Fold top from center not corner over shoulder and tuck under arm
Hold with fingers and with other arm pull corner while holding blanket under arm
Slip hand out and pull corner across body
Tuck behind back as far as possible while turning baby
Roll baby back to front and pull bottom corner between legs. For a 10 week old baby and under, include feet and bring bottom corner under chin
Fold top from center (not corner) over other shoulder and tuck under arm
Slip hand out again while pulling blanket firmly across upper body to the back
Hold loose end against back as you lift baby to
place in crib
Front view
Crib view with sleep positioner and additional blanket for cold weather
Baby on side

Apakah semua bayi suka dibedong?
tak semua bayi senang di bedong. Ada bayi yang sejak semula memang sama sekali tak suka dibedong. Beberapa bayi mungkin hanya mau dibedong selama 2 minggu. Tapi beberapa bayi lain, meski sudah berusia 2 bulan atau lebih, masih senang dibedong ketika tidur. Dan ada pula bayi sebenarnya senang dibedong, hanya saja ia lebih senang jika kedua tangannya dibiarkan bebas. Untuk ini, Anda dapat membedong si kecil dari ketiak ke bawah, sehingga ia dapat bebas bermain-main dengan kedua tangannya.

Mitos Bedong

BEDONG MEMBUAT KAKI TIDAK BENGKOK

Konon, selain ampuh meluruskan kaki bayi yang bengkok, bedong juga membuatnya tidak cepat masuk angin, tidur nyenyak, dan tidak kagetan. Apalagi kalau bedongannya dibuat sekuat mungkin atau istilahnya “dibedong lontong”.
Asal tahu saja, antara kaki bengkok dengan bedong tidak ada hubungannya sama sekali. Semua kaki bayi memang bengkok. Nanti, dengan semakin kuatnya tulang anak dan kian besarnya keinginan untuk bisa berjalan, kaki anak akan lempeng sendiri. Perkembangan fisiologis kaki memang seperti itu.
Juga, anggapan bahwa dengan dibedong anak jadi tidak kagetan tentu tidak benar. Ingat, kan, kaget saat bayi tidur adalah gerak refleks moro, dan itu wajar terjadi. Sekalipun dia dibedong, refleks moro tetap akan terjadi, hanya saja tidak kelihatan karena tertahan oleh bedong.

Bagaimana dengan Bayi yang tidak dibedong?

Sama sekali tak ada ruginya jika Anda memutuskan tidak membedong si kecil.

Yang paling penting sebagai orangtuanya, Anda dan pasangan yakin dengan apapun keputusan Anda itu.

GURITA BAYI

Pemakaian gurita sangat tidak dianjurkan untuk digunakan pada bayi anda.
Mengapa gurita tidak dianjurkan?

1. Gurita menyebabkan sebagian besar kulit bayi tertutup secara rapat. Hal ini akan menyebabkan bayi sering merasa gatal karena keringat yang terkumpul tidak bisa keluar terhalang oleh gurita. Biasanya gejala yang timbul adalah kulit berwarna kemerahan.

2. Gurita juga menyebabkan bayi sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena bayi dan anak memiliki pernapasan perut yang dominanan. Tidak seperti orang dewasa yang lebih mengandalkan pernapasan dada.

3. gurita secara penelitian ternyata dapat meningkatkan kejadian gastroesofageal refluks (GER). Apakah GER itu? GER adalah kembalinya makanan yang telah masuk ke dalam lambung.
Apa bedanya dengan muntah? Muntah termasuk dalam GER. Tetapi gampang sekali melihat anak muntah, karena isi lambung keluar melalui mulut. Hal yang paling ditakutkan adalah isi lambung keluar kembali, tetapi tidak sampai di mulut. Jadi hanya sampai di kerongkongan saja. Keadaan inilah yang menyebabkan terlukanya dinding saluran makan dan pada akhirnya si anak akan mengalami muntah terus menerus sampai dia besar nanti.

Bagaimana melihat anak mengalami GER atau tidak? Bisa dilihat salah satunya dari jumlah gumoh. bila terjadi gumoh 1 kali tiap minum susu, hal itu tidak bermasalah. Tetapi bila terjadi gumoh walaupun bayi tidak menelan sesuatu berarti orang tua harus hati-hati.Jika perlu, hendaknya berkonsultasi dengan dokter.( Dr. Herbowo SpA)

mitos tentang gurita

GURITA MENCEGAH PERUT BUNCIT & PUSAR BODONG

Pendapat ini menurut dr. Adi Tagor, SpA, DPH dari RS Pondok Indah, Jakarta, kurang tepat, karena semua bayi perutnya memang lebih besar daripada dada. Semakin bertambah usianya, perut akan kelihatan mengecil.
Begitu juga dengan pusar bodong. Tanpa gurita, pusar bayi pun lama-kelamaan akan masuk ke tempatnya. Sebaliknya, kalau memang bakatnya bodong, sekalipun memakai gurita, tetap saja akan bodong.
Gurita sebaiknya tidak dipakai karena bisa membuat anak tertekan, khususnya di bagian limpa, jantung, lever, juga membuat bayi susah bernapas.

Akhirnya…
Apapun yang mengenai buah hati Anda, tentu semua keputusan kembali berpulang pada orang tuanya.

Wallahu A`lam

penulis: rumahkusorgaku.wordpress.com

Sumber:

pediatrics.aappublications.org.
ibu dan anak.com
lovingmom.blogspot.com
id.answer yahoo.com

15 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. Artikelnya bagus, tapi ada yang mengganjal. Memang benar kalo bedong ngga ada hubungannya dengan kaki bengkok, karena kaki bengkok lebih dihubungkan dengan kurang vitamin. Tapi bagaimana dengan mitos anak jadi berjalan ngengkang (kaki kiri dan kanan tidak rapat atau ada sela). Karena kalau kita pikir, bayi kan kalo tidur kakinya terbuka (ngeplek). Soalnya keponakan aku 3 bulan ga pernah dibedong, kok kalo mau dirapetin pahanya berasa keras, kaya ada sela gitu deh. Ini sudah pernah diteliti belum ya..

    • Mba vivi,
      mohon maaf saya juga belum sempat mencari artikel yg berhubungan dg tidak bisanya mengatup rapat kedua kaki bayi.
      Tetapi coba mba perhatikan, bahwa bayi (apalagi new born) jika kakinya kita katupkan rapat, “daging” pada paha bayi akan berkontak terlebih dahulu sehingga kedua kaki tidak bisa merapat. Terlebih kalau bayi tersebut gemuk.
      Keadaan tersebut akan hilang seiring dengan bertambahnya umur bayi.Insya Allah.
      Hal tersebut juga sudah saya alami sendiri pada anak saya.

      Sedangkan cara berjalan yg tidak bisa rapat, mohon maaf saya juga belum tahu jawabannya secara pasti. Tetapi kemungkinan salah satunya karena bayi/anak di “pekeh” (bhs jawa) atau digendhong ngangkang , sebelum waktunya/terlalu dini.
      Wallahu A`lam. Saya akan coba mencari jawabannya.

      Jika ada pembaca yg mengetahui hal ini, saya akan sangat berterimakasih bila bersedia memberikan koreksi/pengetahuan/sharingnya.
      Demikian jawaban saya.Maaf jika ada kesalahan
      Terima kasih

  2. saya punya anak 1 bln,oleh ortu disuruh gedong alesannya biar kaki lurus
    tapi anak saya nangis kl digedong,ada apa ya.trus kl gak digedong dr lair sampai besar apakah ada pengaruh dengan cara berjalan nantinya..

    • seperti yg sudah ada pd artikel di atas, adakalanya ada jenis anak yg memang tidak suka digedong.kalau tidak suka bisa jd anak merasa kurang nyaman karena gerak motoriknya dibatasi.
      Sejauh ini tidak ada hubungan antara tidak digedong/dibedong saat bayi dengan kaki bengkok.saya pribadi juga sudah membuktikan bahwa 2 anak saya tanpa dibedong ,kakinya tidak bengkok. dampak ekonomi jg,lebih irit karena tidak perlu kain bedong. pun hemat waktu 🙂
      terima kasih

  3. Terimakasih atas informasinya, kalau pengalaman kami hanya membedong anak-anak kami hingga sebulan saja, selanjutnya sudah ndak lagi, hanya kalau cuaca lagi dingin kami berikan selimut yang lembut dan hangat. Alhamdulillah kondisi kaki juga normal-normal saja 🙂

    Salam

  4. artikel bagus ilmu baru,aq bru aja punya beby 3hari yg lalu jd baru belajar trima kasih artikelnya

  5. info yang bagus, terutama buat calon orang tua baru nih 😀

  6. terimakasih banyak atas informasinya.

  7. Thanks infox…smg brmanfaat utk sy yg br melahirkan Putra Pertama dan msh blm tahu bxk ttg selukbeluk merawat bayi 🙂 thanks…

  8. mohon infonya utk bedong dan gurita (manfaatnya, caranya dll) untuk bayi prematur atau BBLR. terima kasih sebelumnya. ibu dewi

  9. makasih buat infonya…..jd g ragu lg bt membedong babyku.
    http://sigitmunadi.wordpress.com

  10. Alhamdulillah,makasih infonya.. jd nambah pengetahuan sy yg mau pny baby,insyaAlloh..

  11. terima kasih untuk informasinya, sangat berguna buat kami sebagai orang tua baru. tapi susahnya cara menjelaskan kepada mertua kita hehehehehe

  12. Tadinya bingung juga ga mbedong mybaby, soalnya mybaby malah tambah rewel kalo dibedong. akhirnya nemuin artikel yang memperkuat pendapatku, walapun disaat tertentu. Contoh pagi hari dan cuaca dingin. My baby nurut aja dibeDong.

  13. bagus artikelnya membuka pengetahuan banget


Tinggalkan Balasan ke Dhelty Fajar Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.